Penerapan P5 Kearifan Lokal Ajak Siswa SMP Kenali Budaya Asli Kudus

KUDUS, Lingkarjateng.id – Penerapan pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dapat dilakukan dengan beragam cara. Salah satunya dengan mengangkat kearifan lokal dalam kegiatan siswa.

Seperti yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Jekulo, Kabupaten Kudus yang menggelar pameran dengan mengangkat kebudayaan hingga kuliner khas lokal.

Seksi Acara P5 SMP 1 Jekulo, Hermin Suprijati, menjelaskan bahwa penerapan P5 kali ini pihaknya menggabungkan antara kearifan lokal dalam bentuk tradisi, kearifan wisata, hingga kuliner khas lokal yang dijadikan satu.

“Edisi kearifan lokal tradisi kali ini cukup istimewa karena kami adakan 6 pameran. Mulai tari kretek, rebana, barongan, tradisi tedak sinten, bulusan, hingga permainan betengan,” terangnya. 

Hermin menyebut, kearifan lokal dalam hal wisata ada 6 macam yang ditampilkan. Yakni, Museum Kretek, Museum Patiayam, Makam Sunan Kudus, Sunan Muria, Menara Kudus, dan Makam Sunan Gribig serta berbagai kuliner khas Kudus pun ikut meramaikan acara P5 itu. Diantaranya, soto Kudus, lentog tanjung, jenang, keciput, nasi pindang, hingga garang asem. 

“Ajang ini menjadi kolaborasi antara siswa dengan orang tuanya juga. Contohnya seperti pameran kuliner ini. Para orang tua membantu anaknya untuk mempersiapkan segala bahan untuk dijadikan masakan. Nanti anak yang memamerkan hasilnya kepada siswa lainnya,” paparnya.

Lebih lanjut, pelaksanaan P5 kearifan lokal ini bertujuan agar siswa dapat menguri-uri budaya yang saat ini masih eksis di Kota Kretek. Menurut Hermin, tradisi lokal perlu terus dilestarikan agar tidak punah keberadaannya.

“Agenda P5 ini diikuti oleh seluruh siswa dari kelas 7 sampai dengan kelas 9. Alhamdulillah, siswa cukup semangat mengikuti pembelajaran ini,” ujarnya. 

Melalui kegiatan ini, dirinya berharap siswa-siswinya mampu mengetahui segala budaya lokal yang murni berasal dari tanah Kudus.

“Dari kegiatan kami ini siswa tau mana saja tradisi asli Kudus. Contohnya, permainan betengan, permainan ini aslinya berasal dari Jawa barat. Dari projek ini siswa menjadi tahu tradisi. Tak hanya itu, kami harapkan siswa dapat terus Menguri-uri tradisi yang ada di Kudus,” harapnya. 

Sementara itu Komite SMP 1 Jekulo, Siswoto, mengaku cukup antusias sekaligus memberikan dukungan terhadap program P5 ini. Menurutnya, projek P5 dapat membekali siswa untuk terus mengembangkan tradisi lokal di masa yang akan datang.

“Di sini ada P5 kuliner. Siapa tau nanti siswa ada yang berminat berusaha dengan berbekal pembelajaran di sekolah saat ini. Kegiatan ini juga menjadi cukup baik untuk meningkatkan kerjasama antar semua pihak. Mulai dari pelajar, guru, wali murid, hingga pihak komite,” tandasnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)