Dorong Kemandirian Siswa, SMA Muhammadiyah Kudus Buka 3 Kelas Vokasi

KUDUS, Lingkarjateng.id – Penerapan kurikulum merdeka memberikan kebebasan pihak sekolah menggunakan sistem pembelajaran yang dinilai efektif sekaligus dapat mendukung keterampilan peserta didik. Kurikulum Merdeka juga dapat dikembangkan lagi misalnya dengan mengadakan kelas-kelas vokasi.

Pengembangan kurikulum merdeka ini diterapkan SMA Muhammadiyah Kudus dengan mengadakan program Sekolah Double Track.

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Kudus, Edy Kusmanto, menjelaskan bahwa program Sekolah Double Track baru pertama kali diadakan tahun ini. Dalam program ini, para siswa akan dibekali dengan keterampilan khusus melalui kelas vokasi.

“Untuk pelaksanaannya kami memodifikasi kurikulum merdeka dengan kurikulum sekolah kami sendiri. Setahu saya, di Kudus baru SMA Muhammadiyah yang memiliki program Double Track ini,” terangnya.

Ada tiga kelas vokasi yang digelar, yakni kelas desain grafis, tata boga dan tata rias. Pelaksanaannya bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Disnakerperinkop dan UKM Kabupaten Kudus.

“Kelas ini diadakan setiap hari Rabu dan Kamis mulai pukul 13.00 – 15.30 WIB. Tahun ini memang baru tiga kelas, Insyaa Allah tahun depan kami tambah satu lagi yaitu kelas vokasi seni, kami juga sudah menyiapkan alat musik gamelan,” paparnya.

Edy mengatakan, program Sekolah Double Track diadakan setelah pihaknya melakukan evaluasi bahwa tidak semua siswa lulusan SMA bisa langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dia berharap, dengan adanya kelas vokasi ini, siswa yang tidak bisa melanjutkan kuliah bisa lebih mandiri dengan membuka peluang usaha sendiri.

“Program ini baru untuk kelas 10, jadi saat anak mendaftar kesini nanti diberi pilihan ingin ikut kelas reguler atau vokasi, lalu pilih ingin kelas vokasi yang mana. Ini baru kelas 10, nanti berlanjut di kelas 11 juga, sedangkan saat kelas 12 nanti fokus ke akademik untuk persiapan kelulusan,” jelasnya.

Ia menambahkan, siswa diharapkan tidak hanya bisa mempraktikkan saja, tapi harus ada keberlanjutan. Mulai dari bisa praktek, promosi hingga memiliki pelanggan sendiri.

“Siswa yang ikut pelatihan ini nanti akan mendapat sertifikat dari BLK Kudus dan bisa juga dapat sertifikat BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Sejauh ini, sekira 50 persen siswa kelas 10 sudah tertarik mengikuti kelas ini,” bebernya.

Salah satu siswi Kelas 10 SMA Muhammadiyah Kudus Putri Azzah Maulina mengaku tertarik mengikuti kelas vokasi karena ingin menambah pengalaman. Ia memilih kelas vokasi tata boga karena ingin mengejar cita-citanya menjadi seorang chef dan membuka restoran.

“Selama ini juga memang sudah tertarik di bidang kuliner dan sudah biasa masak,” ujarnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Koran Lingkar)