Cegah Polio, 13.637 Balita di Kudus bakal Disuntik Vaksin IPV Dosis Dua

KUDUS, Lingkarjateng.id – Sedikitnya 13.637 balita di Kabupaten Kudus akan menerima vaksinasi polio dosis kedua atau booster. Jenis vaksinasi tersebut yakni Inactive Polio Vaccine (IPV) dosis dua.

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus saat ini telah mensosialisasikan imunisasi tersebut dengan sasaran kader kesehatan di Puskesmas. Pemberian vaksinasi ini sendiri yaitu bertujuan untuk memperkuat perlindungan anak dari bahaya polio.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Kudus, Darsono mengatakan, pelaksanaan IPV dosis dua ditarget akan mulai dilakukan pada Juli 2023. Sasarannya yaitu, bayi usia 9 bulan hingga 11 bulan.

Ia menyampaikan, sebelumnya balita yang terdata itu memang sudah menerima vaksinasi IPV, waktu program imunisasi dasar. Sedangkan yang dosis dua ini program baru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

”Berdasarkan data kami, sasaran balita yang akan disuntik IPV dosis dua sebanyak 13.637 balita. Awal Juli nanti, kami memberikan pelatihan pada petugas medis dari Puskesmas terkait dengan cara pemberian dosis dua IPV dan penyuntikannya,” ungkapnya.

Disisi lain, vaksin IPV dosis satu saat ini stok kosong. Dirinya pun berharap, kebutuhan vaksin IPV dosis satu bisa segera terpenuhi sebelum vaksinasi dosis dua dimulai.

Darsono mengaku, pihaknya sudah mengajukan permintaan vaksin IPV tetapi stok di Dinas Kesehatan Jawa Tengah masih kosong. Oleh karena itu, bagi balita yang belum dapat IPV dosis satu rencananya bisa disuntikkan lebih dulu kalau nanti sudah ada vaksinnya.

“Kalau sudah vaksinasi IPV dosis satu, minimal selang 3 bulan bisa dilanjutkan IPV dosis dua. Target, pemberian IPV dosis dua sampai Desember 2023 nanti,” tuturnya.

Dirinya menambahkan, jika sasaran dosis dua nanti masih belum bisa capai target, bisa dilaksanakan pada tahun 2024. Nantinya, pemberiannya serentak dengan imunisasi campak.

“Ini sudah program dari Kemenkes untuk pencegahan penyakit polio. Kami siap memberikan imunisasi secara maksimal. Itupun tergantung juga dari jumlah vaksin yang dikirim dari pusat. Selama masih ada tetap jalan,” tukasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)