MUI Jateng Tanggapi soal Kontroversi Ponpes Al-Zaytun

SEMARANG, Lingkar.news – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, Ahmad Darodji menanggapi dengan serius soal kontroversi Ponpes Al-Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Ia mengecam ajaran di Ponpes Al-Zaytun yang diduga sesat itu. Ia juga menilai bahwa hal tersebut sangat menyimpang. Terlebih, secara terang-terangan diumbar di sosial media atau pun khalayak publik.

“Kesesatan itu antara lain, menjadikan perempuan sebagai khatib, memang ulama sedunia sepakat sebagai sebuah penyimpangan dan mengucapkan salam yahudi. Dari situ akan menyebabkan keresahan kepada masyarakat,” kata Ketua MUI Jateng, Ahmad Darodji.

Izin Ponpes Al-Zaytun bakal Dihentikan Jika Terbukti Sebarkan Ajaran Sesat

Ia juga menyinggung soal Panji Gumilang yang melontarkan bahwa dirinya seorang komunis secara terang-terangan.

“Dengan statement seperti itu sudah sangat melukai hati masyarakat di Indonesia. Karena kita tahu sendiri bagaimana history atau sejarah bangsa kita dalam menghadapi kelompok komunis,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Ahmad Darodji mengimbau masyarakat ikut mengawasi pergerakan dan sistem, yang diterapkan oleh seluruh pesantren untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kita tahu sendiri, sekarang beberapa Ponpes marak terjadi kasus. Entah ini pelecehan seksual, pembunuhan, sampai ajaran-ajaran sesat seperti di pondok Al-Zaytun akhir-akhir ini. Maka dari itu, kita harus sama-sama mengawasi pergerakan atau sistem yang diterapkan di sebuah pondok pesantren. Jikalau ajarannya sudah menyimpang dan di dalam situ ada sebuah kekerasan langsung dari pengurusnya, maka jangan segan-segan untuk mencabut pondok itu untuk beroperasi lagi,” tuturnya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Koran Lingkar)