Barikan Cendol, Tradisi Minta Hujan di Desa Rahtawu Kudus

KUDUS, Lingkarjateng.id – Warga desa dianggap selalu kental dalam melestarikan adat budaya yang berlaku secara turun temurun, salah satunya adalah Barikan Cendol. Barikan Cendol adalah tradisi yang dilakukan warga Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus dengan harapan hujan turun, terlebih di musim kemarau panjang seperti sekarang ini.

Warga Desa Rahtawu hingga saat ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal. Salah satunya dengan mempertahankan dan melestarikan tradisi Barikan Cendol.

“Di tengah-tengah kemarau ini, Desa Rahtawu ada tradisi cendol atau barikan. Dengan harapan, sehabis doa bersama akan turun hujan,” kata Randi Gita, salah satu warga saat ditemui di Kudus, pada Rabu, 11 Oktober 2023.

Barikan menjadi wadah Desa Rahtawu untuk berkumpul dan juga membawa sejumlah makanan yang akan akan didoakan oleh Mbah Modin. Warga pun berdoa bersama-sama.

“Setelah berdoa, cendol yang dibawa itu pada dilempar-lemparkan cendolnya,” ujarnya.

Tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang ini, menjadi wujud rasa syukur warga Desa Rahtawu kepada Sang Pencipta atas nikmat yang telah diberikan. Warga Desa Rahtawu juga rutin menggelar Barikan Cendol terlebih saat musim kemarau.

“Acara ini sudah menjadi kegiatan rutin tahunan. Kami gelar acara ini saat lagi panas-panasnya karena musim kemarau panjang. Untuk harinya juga ada hitungannya sendiri. Jadi tidak harus di bulan yang sama,” jelasnya.

Meski tidak wajib, kata dia, namun antusias warga Desa Rahtawu untuk mengikuti tradisi Barikan Cendol cukup luar biasa.

“Ini bukan sesuatu yang wajib. Tetapi, masyarakat antusias mengikutinya cukup luar biasa,” tuturnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)