Penulis: admin

  • 334 KK Terdampak Banjir di Pasuruhan Lor Kudus Terima Bantuan Beras

    334 KK Terdampak Banjir di Pasuruhan Lor Kudus Terima Bantuan Beras

    KUDUS, Lingkarkudus.com – Sebanyak 334 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir di Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, menerima bantuan sosial dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. 

    Bantuan berupa beras 10 kilogram per KK ini disalurkan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus sebagai upaya meringankan beban warga.

    Kepala BPBD Kudus, Mundir, menjelaskan bahwa penyerahan bantuan ini merupakan bagian dari program distribusi bantuan untuk wilayah terdampak banjir di Kabupaten Kudus. 

    Sebelumnya, bantuan telah diberikan kepada warga di Sentrokalangan dan Kedungdowo.

    “Kegiatan ini adalah penyerahan bantuan sosial untuk masyarakat, dalam hal ini warga Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor, yang terdampak banjir di awal 2025. Ada 334 KK yang menerima bantuan beras 10 kilogram per KK,” kata Mundir, Kamis, 27 Maret 2025.

    Ia berharap bantuan ini dapat membantu warga yang terdampak bencana, terlebih menjelang Hari Raya Idul Fitri. 

    “Mudah-mudahan ini bisa bermanfaat, terutama dalam memenuhi kebutuhan mereka di bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Tinggal di Gulang sedikit lagi yang belum tersalurkan,” tambahnya.

    Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, turut hadir dalam penyerahan bantuan tersebut. Ia menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan distribusi bantuan dan menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya hadir untuk masyarakat terdampak.

    “Pemerintah hadir, mohon maaf bantuan agak telat sedikit. Walaupun berasnya hanya 10 kilogram per KK, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk keluarga. Terima kasih kepada BPBD dan camat yang sudah membantu menjembatani penyaluran bantuan ini. Ini sebagai bentuk perhatian kita semua,” ujar Sam’ani.

    Salah satu warga Dukuh Goleng, Surijan mengungkapkan rasa syukur atas bantuan yang diberikan. 

    Ia menyatakan bahwa banjir merupakan bencana tahunan di wilayahnya, sehingga bantuan seperti ini sangat membantu mereka.

    “Syukur Alhamdulillah, terima kasih kepada pemerintah. Ini sangat bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari. Per KK dapat 10 kilogram, bisa cukup untuk sekitar delapan hari,” kata Surijan.

    Menurutnya, hampir setiap tahun Dukuh Goleng mengalami banjir, sehingga harapan warga adalah agar bantuan seperti ini dapat terus berlanjut. 

    “Goleng memang tempatnya musibah banjir, meskipun sebenarnya tidak ada yang ingin terkena musibah,” ujarnya.(Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarkudus.com)

  • Pedagang Pasar Kliwon Kudus Keluhkan Tradisi Pungutan THR Jelang Lebaran

    Pedagang Pasar Kliwon Kudus Keluhkan Tradisi Pungutan THR Jelang Lebaran

    KUDUS, Lingkarkudus.com – Menjelang lebaran, dugaan pungutan liar (pungli) untuk tunjangan hari raya (THR) kembali mencuat di Pasar Kliwon, Kabupaten Kudus.

    Para pedagang diduga diminta memberikan uang sukarela kepada petugas keamanan pasar (satib), petugas kebersihan, dan kuli di Pasar Kliwon.

    Meskipun sudah menjadi tradisi tahunan, beberapa pedagang di Pasar Kliwon mengaku keberatan, terutama karena kondisi pasar yang sepi.

    Nominal yang diberikan bervariasi, mulai dari Rp 50 ribu hingga jutaan rupiah.

    Meskipun tidak ada tarif resmi, kebiasaan tersebut diduga telah berlangsung selama puluhan tahun.

    Sebagian pedagang menganggap hal itu wajar, sementara yang lain merasa terbebani.

    Jessi (41), salah satu pedagang di Pasar Kliwon, mengaku tidak keberatan karena merasa terbantu dengan keberadaan petugas selama ini.

    “Sudah hal wajar, dan saya juga merasa dibantu selama setahun ini, jadi sukarela membayarkan untuk THR,” ujarnya saat ditemui di Pasar Kliwon, Kudus, pada Rabu, 26 Maret 2025.

    Namun, pedagang lain, Indah, merasa keberatan dengan penarikan THR di tengah sepinya pasar.

    “Sudah pasar sepi, masih ada retribusi, sekarang ada pungutan ini lagi,” keluhnya.

    Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Albertus Harys Yunanto, menegaskan bahwa praktik pemberian uang THR merupakan kebiasaan pedagang yang menyisihkan uang untuk petugas, bukan pungutan resmi.

    “Itu sudah tradisi di Kliwon. Sebagian pedagang memang menyisihkan uangnya untuk kuli, petugas kebersihan, dan satib,” kata Harys saat dikonfirmasi melalui WhatsApp.

    Meski begitu, pihaknya telah mengingatkan para petugas satib agar tidak melakukan penarikan THR dari pedagang.

    “Kami sudah mengingatkan satib untuk tidak melakukan tarikan ke pedagang tahun ini,” tegasnya.

    Harys juga mengungkapkan bahwa ada sekitar 16 petugas satib yang berjaga di Pasar Kliwon, namun mereka tidak mendapatkan THR dari dinas, kecuali yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS).

    Ia meminta pedagang untuk segera melapor jika ada petugas yang melakukan pungutan secara paksa.

    “Jika ada petugas kami yang meminta secara paksa, laporkan saja, akan kami tindak,” pungkasnya. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarkudus.com)

  • Mejobo Banjir, Bupati Kudus Upayakan Normalisasi Sungai dan Drainase

    Mejobo Banjir, Bupati Kudus Upayakan Normalisasi Sungai dan Drainase

    KUDUS, Lingkarkudus.com – Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, meninjau banjir di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, pada Selasa, 25 Maret 2025.

    Banjir di Mejobo tersebut terjadi akibat hujan deras sejak Senin malam, 24 Maret 2025, yang diperparah dengan limpasan air dari Sungai Piji dan Sungai Dawe. Sampah yang menyangkut di beberapa jembatan membuat air meluap hingga ke jalan.

    “Kita melihat langsung kondisi banjir. Air tidak sampai masuk ke rumah, tapi jalan-jalan tergenang. Ini akibat hujan deras sejak pukul 22.00 WIB dan limpasan dari parapet. Beberapa jembatan tersumbat sampah sehingga air meluap,” ujar Sam’ani.

    Dalam kunjungannya, Sam’ani berdiskusi dengan Camat Mejobo, Kapolsek, Dandim, dan masyarakat untuk mencari solusi.

    Sejumlah masukan muncul, seperti penggantian jembatan di Kesambi, pembelian alat berat jenis ekskavator long arm, serta peninggian saluran dan instalasi air.

    “Kita harus mengkaji secara matang. Dalam kondisi efisiensi anggaran, kita prioritaskan mana yang paling mendesak untuk dilakukan,” katanya.

    Sam’ani menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus akan mengutamakan normalisasi aliran sungai untuk memastikan air mengalir lancar. Pemkab juga menggratiskan sewa alat berat untuk keperluan tersebut.

    “Alat milik Pemkab bisa digunakan, operasionalnya ditanggung desa. Kami akan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) agar normalisasi berjalan efektif,” tegas Sam’ani.

    Sam’ani juga menyoroti peran sampah dalam memperparah banjir.

    “Dari dulu sudah diingatkan, jangan buang sampah sembarangan. Desa sepanjang sungai harus bisa mengelola sampahnya dengan baik agar tidak menyumbat aliran air,” pungkasnya.

    Sementara itu, Camat Mejobo, Moch. Zaenuri, menambahkan bahwa tingginya curah hujan dan buruknya kondisi drainase menjadi faktor utama banjir.

    “Saluran drainase dan sungai tidak berfungsi maksimal karena ada pendangkalan dan tanggul jebol,” ujarnya

    Selain itu, kata dia, jembatan, saluran, dan jalan di Kesambi perlu diperbaiki. Normalisasi Sungai Pocehu dan pembangunan parapet di Temulus juga harus dilakukan.

    Banjir di wilayah Mejobo merendam jalan sepanjang 100-200 meter dengan ketinggian air 20-30 cm. Desa yang terdampak meliputi Golantepus, Mejobo, Temulus, dan Kesambi. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarkudus.com)

  • Layanan Tukar Uang Baru di Bank Jateng Kudus Kembali Dibuka, Catat Tanggalnya!

    Layanan Tukar Uang Baru di Bank Jateng Kudus Kembali Dibuka, Catat Tanggalnya!

    KUDUS, Lingkarkudus.com – Setelah kuota penukaran uang baru periode 18–21 Maret 2025 penuh, Bank Indonesia kembali membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menukar uang pecahan kecil di Bank Jateng Kudus. 

    Layanan ini akan berlangsung pada 24–27 Maret 2025 dengan sistem pendaftaran online melalui aplikasi PINTAR BI.

    Tingginya antusiasme masyarakat untuk mendapatkan uang baru menjelang Lebaran Idulfitri membuat server pendaftaran sebelumnya sempat mengalami gangguan. 

    Sejumlah warga mengeluhkan sulitnya mengakses aplikasi karena error dan lag, sehingga tidak bisa mendaftar.

    Pemimpin Bank Jateng Cabang Kudus, Risdiyanto, mengatakan bahwa layanan tambahan ini diberikan untuk mengakomodasi permintaan tinggi dari masyarakat.

    “Bank Indonesia masih menyediakan kesempatan tambahan bagi masyarakat yang belum sempat menukar uang. Pendaftaran dibuka pada 23 Maret, dan penukaran akan dilakukan pada 24–27 Maret,” ujarnya baru-baru ini.

    Seperti periode sebelumnya, setiap warga hanya dapat menukar uang maksimal Rp4,3 juta dengan pecahan tertentu, yaitu Rp50.000 (Rp1,5 juta), Rp20.000 (Rp500.000), Rp10.000 (Rp1 juta), Rp5.000 (Rp1 juta), Rp2.000 (Rp400.000), dan Rp1.000 (Rp100.000).

    Sistem pendaftaran online ini diharapkan dapat mengurangi antrean panjang di lokasi penukaran. 

    “Dengan sistem ini, kami ingin pemerataan dalam distribusi uang baru. Setiap KTP hanya bisa mendaftar satu kali, sehingga lebih teratur,” jelas Risdiyanto.

    Namun, sejumlah warga berharap sistem ini dapat diperbaiki agar tidak mudah error. 

    Watri Lulutika Klaling (23), warga Jekulo, mengaku beruntung bisa mendaftar sebelumnya meski server sering bermasalah.

    “Harapannya tahun depan sistemnya lebih baik supaya masyarakat tidak kesulitan,” katanya.

    Selain Bank Jateng, layanan penukaran uang baru juga tersedia di beberapa bank mitra BI lainnya, seperti BNI dan BSI.(Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarkudus.com)

  • Mendikdasmen Upayakan Renovasi Sekolah Terdampak Banjir di Kudus

    Mendikdasmen Upayakan Renovasi Sekolah Terdampak Banjir di Kudus

    KUDUS, Lingkarkudus.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, meninjau kondisi sekolah dasar yang terdampak banjir di Kabupaten Kudus pada Kamis, 20 Maret 2025.

    Dalam kunjungannya, Abdul Mu’ti melihat langsung kondisi bangunan SDN 1 Setrokalangan dan SDN 3 Pasuruan Lor, Kudus, serta proses pembelajaran yang masih berlangsung meskipun fasilitas mengalami kerusakan.

    “Kami melihat sekolah dasar yang beberapa bulan lalu terdampak banjir, termasuk kondisi bangunan dan proses pembelajarannya. Kami tentu mencoba menyesuaikan dengan program Presiden terkait renovasi sekolah di Indonesia,” ujar Abdul Mu’ti.

    Ia berharap sekolah-sekolah yang rusak akibat bencana maupun karena faktor usia bangunan dapat segera direnovasi.

    “Mudah-mudahan di daerah-daerah yang sekolahnya rusak, baik karena banjir maupun kondisi bangunan yang sudah tua, bisa diperbaiki di masa mendatang,” ujarnya.

    Dalam kunjungan tersebut, Abdul Mu’ti juga memasuki ruang kelas untuk meninjau langsung jalannya proses pembelajaran.

    Menurutnya, penting untuk memberikan masukan agar sistem pembelajaran dapat berjalan lebih baik ke depan.

    “Kami melihat kondisi ruang kelas dan nanti akan ada masukan agar proses belajar mengajar semakin baik,” katanya.

    Terkait anggaran renovasi sekolah, Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 10.440 sekolah yang telah terdaftar untuk program perbaikan secara nasional.

    Namun, ia belum dapat memastikan apakah sekolah-sekolah di Kudus termasuk dalam daftar tersebut.

    “Mudah-mudahan Kudus sudah masuk dalam program ini. Namun, jika belum, mungkin pemerintah kabupaten telah mengalokasikan anggaran sendiri. Nanti akan kita lihat dan diskusikan lebih lanjut, karena dengan jumlah 10 ribu sekolah yang terdaftar, anggarannya memang terbatas,” jelasnya.

    Ia menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah dalam memastikan setiap sekolah mendapatkan fasilitas yang layak.

    “Semoga ada alokasi anggaran yang memungkinkan untuk kita diskusikan lebih lanjut, khususnya bagi sekolah-sekolah di Kudus yang membutuhkan perbaikan,” tutupnya. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarkudus.com)

  • Jelang Lebaran, DPRD Kudus Sidak Harga Sembako di Pasar Tradisional

    Jelang Lebaran, DPRD Kudus Sidak Harga Sembako di Pasar Tradisional

    KUDUS, Lingkarkudus.com – Menjelang lebaran, Komisi B DPRD Kudus melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar tradisional pada Rabu, 19 Maret 2025.

    Ketua Komisi B DPRD Kudus, Sutejo, menyatakan sidak tersebut dilakukan untuk memastikan stabilitas harga sembako dan kebijakan retribusi pasar menjelang Hari Raya Idul Fitri.

    “Saat mendekati Lebaran, kami memastikan apakah harga-harga tetap stabil atau ada lonjakan. Jika terjadi lonjakan, tentu ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah, terutama dinas perdagangan, untuk segera mengendalikan agar harga tetap aman,” ujarnya.

    Dari hasil sidak, ia mengungkapkan bahwa harga sejumlah komoditas masih terpantau stabil. Beras ketan mengalami penurunan Rp 2.000 per kilogram, sedangkan gula pasir turun dari Rp 19.000 menjadi Rp 18.500 per kilogram.

    Namun, terkait isu minyak goreng kemasan yang sebelumnya viral karena dugaan takaran tidak sesuai, pihak DPRD masih menunggu hasil verifikasi lebih lanjut.

    “Minyak goreng ini masih dalam pemantauan lebih detail. Kami belum bisa menyampaikan hasilnya secara resmi sampai ada penimbangan yang benar-benar valid. Jika ditemukan perbedaan, kami akan mengajukan protes kepada pihak terkait,” jelasnya.

    Selain memantau harga sembako, sidak juga menyoroti kebersihan pasar. Ketua Komisi B menyebut bahwa permasalahan sampah di pasar saat ini telah terkendali berkat kerja sama dengan para pedagang.

    Menanggapi sidak tersebut, Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan Kudus, Albertus Harys Yunanto, menjelaskan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan paguyuban pasar terkait kebijakan retribusi.

    “Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (PKD) telah dihapus, sedangkan retribusi pasar mengalami sedikit kenaikan. Namun, jika dihitung secara keseluruhan, justru lebih ringan karena sudah mencakup layanan kebersihan dan pengelolaan pasar,” jelasnya.

    Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa sistem e-retribusi telah diterapkan di Pasar Kliwon dan Pasar Bitingan.

    Namun, implementasi penuh masih menunggu roadmap dari Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (BPPKAD).

    Kebijakan itu sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarkudus.com)

  • Safari Dakwah, Program Khusus Ponpes Rohmatul Ummah Kudus Selama Ramadhan

    Safari Dakwah, Program Khusus Ponpes Rohmatul Ummah Kudus Selama Ramadhan

    KUDUS, Lingkarkudus.com – Pondok Pesantren (Ponpes) Rohmatul Ummah yang berlokasi di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, memiliki kegiatan khusus selama bulan suci Ramadhan.

    Pesantren yang sudah berdiri 36 tahun tersebut rutin mengirimkan santri-santrinya untuk bisa memberikan manfaat kepada masyarakat bahkan di luar Kabupaten Kudus.

    Khodim Ponpes Rohmatul Ummah, Helmy Mubarok, mengatakan kegiatan khusus pada bulan Ramadhan yakni safari dakwah. Kegiatan tersebut rutin diadakan setiap tahun pada bulan Ramadhan oleh para santri Ponpes Rohmatul Ummah.

    “Kegiatan safari dakwah yaitu para santri yang akan lulus dari ponpes ini kami minta melakukan dakwah di daerah-daerah pelosok. Mereka kami kirimkan ke masjid-masjid di daerah tertentu untuk membantu kegiatan di masjid maupun di masyarakat sekitarnya,” jelasnya pada Senin, 17 Maret 2025.

    Hal ini, kata Helmy, dilakukan supaya ketika para santri lulus dari Ponpes Rohmatul Ummah bisa siap memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya.

    “Program kegiatan ini memang khusus bagi para santri yang sudah siap untuk lulus. Mereka bisa berlatih dulu melalui kegiatan safari dakwah itu, supaya ketika pulang bisa siap memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitarnya,” ungkapnya.

    Ia mengatakan, pada tahun ini, ada beberapa santri yang melakukan kegiatan safari dakwah. Lokasinya yakni berada di masjid wilayah Kabupaten Sragen.

    Kemudian, Helmy mengatakan, kegiatan khusus selama bulan Ramadhan lainnya yakni mengaji kitab-kitab yang berkaitan dengan Ramadhan, tadarus al-quran, dan pengembangan dakwah.

    Sementara itu, untuk kegiatan di luar bulan Ramadhan, Ponpes Rohmatul Ummah memadukan antara kegitan pondok dan sekolah formal.

    “Jadi kegiatan di ponpes ini sudah paket komplit ada belajar agama dan pendidikan formal,” katanya.

    Kegiatan para santri di ponpes tersebut di antaranya bangun sebelum subuh untuk melaksanakan salat tahajud, lalu jamaah subuh dan mengaji al-quran. Kemudian, mulai sekitar pukul 06.00 WIB persiapan sekolah, hingga pulang sekolah pada pukul 13.00 WIB.

    “Pulang sekolah para santri istirahat hingga nanti waktu ashar sholat berjamaah, dilanjutkan mengaji kitab lalu jamaah maghrib dan isya serta mujahadah. Setelah itu melakukan kegiatan Madrasah Rohmatul Ummah mulai pukul 20.00-22.00 WIB,” paparnya.

    Helmy menyampaikan, para santri yang mondok di Ponpes Rohmatul Ummah ada yang fokus belajar penguasaan kitab kuning ada juga yang fokus untuk menghafal al-quran.

    “Pada awal-awal ponpes ini berdiri memang banyak yang belajar penguasaan kitab kuning. Tapi seiring perkembangan waktu, karena penerus ponpes ini juga ada yang hafidz dan hafidzah, santri juga ada yang bisa belajar untuk hafalan al-quran,” ucapnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus S. – Lingkarkudus.com)

  • Selama 2 Pekan, Polres Kudus Tangkap 4 Tersangka dari 3 Kasus Narkoba

    Selama 2 Pekan, Polres Kudus Tangkap 4 Tersangka dari 3 Kasus Narkoba

    KUDUS, Lingkarkudus.com – Dalam kurun waktu dua pekan terakhir, Polres Kudus berhasil mengungkap tiga kasus peredaran narkoba di wilayah Kudus dan Jepara. Empat orang tersangka berhasil diamankan beserta barang bukti berupa ganja seberat 22,5 gram dan sabu seberat 1,1 gram.

    Wakapolres Kudus, Kompol Rendi Johan Prasetyo, mengatakan bahwa kasus pertama terjadi pada 5 Maret 2025 pukul 01.00 WIB di tepi jalan depan toko roti di Desa Jati, Kabupaten Kudus. 

    Dalam kejadian ini, dua tersangka berinisial M dan I ditangkap dengan barang bukti berupa 8,87 gram ganja, satu unit HP, satu pack kertas papir, serta satu unit sepeda motor Honda Vario.

    “Dua tersangka ini kami jerat dengan pasal 114 ayat 1 dan pasal 130 ayat 1 Undang-Undang Nomor 39 tentang narkotika, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara,” ujar Rendi, Senin, 17 Maret 2025.

    Kasus kedua terjadi di depan gapura Desa Kaliwungu, Kecamatan Welahan, Jepara, pada 5 Maret pukul 03.00 WIB. 

    Seorang tersangka berinisial M diamankan dengan barang bukti satu linting ganja dan satu plastik klip berisi ganja seberat 13,64 gram. 

    Sementara itu, kasus ketiga terungkap pada 13 Maret 2025 pukul 17.00 WIB di tepi Jalan Raya Kudus-Jepara, Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Kudus. 

    Seorang tersangka berinisial A ditangkap dengan barang bukti sabu seberat 1,1 gram dan satu unit sepeda motor Honda Beat warna hitam.

    Kasat Narkoba Polres Kudus, AKP Noor Biyanto, menjelaskan bahwa peredaran ganja di Kudus melibatkan jaringan antarwilayah. 

    “Awalnya, kasus ini terungkap di Demak, kemudian berkembang ke Desa Bae, Kudus, hingga Jepara. Para tersangka saling mengenal dan menjual narkoba ke teman-temannya,” katanya.(Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarkudus.com)

  • Tenaga Non-ASN di Kudus Masa Kerja di bawah 2 Tahun Tetap Bisa Kerja, Tapi Ada Syaratnya

    Tenaga Non-ASN di Kudus Masa Kerja di bawah 2 Tahun Tetap Bisa Kerja, Tapi Ada Syaratnya

    KUDUS, Lingkarkudus.com – Tenaga non-ASN di Kudus dengan masa kerja di bawah dua tahun yang tidak memenuhi syarat (TMS) dalam seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) 2024 sempat terancam dirumahkan.

    Pasalnya setelah seleksi PPPK 2024, Pemerintah Kabupaten Kudus tidak lagi mempekerjakan tenaga non-ASN di seluruh organisasi perangkat daerah (OPD).

    Akan tetapi, untuk mengakomodir 700 tenaga non ASN masa merja di bawah dua tahun agar bisa tetap bekerja, Pemkab Kudus membuat skema kebijakan baru. 

    Kepala Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kudus, Putut Winarno, mengatakan tenaga non-ASN di seluruh OPD akan tetap dipekerjakan melalui sistem outsourcing (alih daya).

    “Sesuai dengan arahan terbaru, tenaga non-ASN yang berkeja di setiap OPD nanti akan tetap terakomodir. Nanti tenaga non-ASN yang dibawah tahun tahun bisa masuk outsourcing, dan tetap bekerja di OPD,” ujarnya.

    Akan tetapi, kata Winarno, hanya ada tiga jenis pekerjaan yang diperbolehkan menggunakan sistem outsourcing ini, yakni tenaga kebersihan, keamanan, dan supir.

    “Jadi jika mereka sebelumnya tidak bekerja pada bagian itu nanti kami tawarkan untuk pindah ke tiga jenis pekerjaan itu. Karena hanya tiga jenis pekerjaan itu yang boleh pakai sistem outsourcing,” ungkapnya.

    Ia menjelaskan, setelah proses PPPK selesai, akan ada redistribusi atau mutasi untuk menyeimbangkan kinerja di masing-masing OPD. Termasuk bagi tenaga kebersihan, keamanan, dan supir tersebut.

    Winarno menegaskan bahwa Pemkab Kudus telah melarang setiap OPD ataupun sekolah negeri untuk merekrut tenaga honorer baru. Larangan ini telah dituangkan dalam surat edaran yang diterbitkan sejak tahun 2022.

    Meliputi Surat Edaran (SE) Bupati tahun 2022 dan 2023, lalu peraturan bupati (perbup) pada Januari 2024 yang ditindaklanjuti dengan SE Sekretaris Daerah (Sekda) Kudus.

    “Dari tahun 2022 sampai 2024, Bupati Kudus sudah melarang rekruitmen non ASN atau dengan nama lainnya, seperti tenaga kontrak, honorer, GTT, PTT, wiyata bakti,” ungkapnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Lingkarkudus.com)

  • Produk UMKM Jadi Tren Parsel Lebaran di Kudus

    Produk UMKM Jadi Tren Parsel Lebaran di Kudus

    KUDUS, Lingkarkudus.com – Sebagian masyarakat biasanya memanfaatkan momen jelang Lebaran Idulfitri untuk saling bertukar parsel kepada keluarga, teman ataupun orang-orang dekat lainnya. Parsel lebaran ini biasanya berisi makanan, pakaian, kerajinan atau lain sebagainya.

    Tahun 2025, tren parsel yang ramai peminat adalah parsel berisi produk-produk UMKM lokal. Bahkan, penjual produk UMKM lokal mengaku kebanjiran pesanan pada Ramadan 1446 Hijriah/2025 Hijriah.

    Salah satunya yakni Goodang Snack and Craft Indonesia di Kabupaten Kudus yang menampung produk-produk UMKM lokal. 

    Rubiyanti, Koordinator Gudang Snack and Craft Indonesia di Kudus, mengaku meski baru buka sebulan, pihaknya sudah kebanjiran pesanan parsel untuk Hari Raya Idulfitri.

    Penjual khusus produk UMKM lokal yang berada di Desa Panjang, Kecamatan Bae, ini mendapat pesanan parsel lebaran hingga 340 paket pada pekan kedua Ramadan.

    Pesanan parsel lebaran di Goodang Snack and Craft Indonesia ini pun diprediksi akan terus bertambah hingga menjelang hari Lebaran pada akhir Maret 2025 mendatang.

    “Di Kami, menampung produk dari 67 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Total ada 89 jenis produk lokal,” kata Rubiyanti.

    Ia menyebut, keunikan parsel yang ditawarkan di Goodang Snack adalah fleksibilitas bagi pembeli untuk memilih sendiri isi paket sesuai selera.  

    “Kami menyediakan beragam produk unggulan, seperti kue kering, keripik jamur, labu jipang, brownies, dan lainnya,” bebernya.

    Harga parsel yang ditawarkan cukup bervariasi, mulai dari Rp70.000 hingga Rp400.000. Selain dapat memilih isi, pelanggan juga bisa menentukan kemasan yang diinginkan, apakah dalam bentuk kotak kardus atau keranjang ramah lingkungan.

    Penjualan parsel di Goodang Snack meningkat pesat dalam sepekan terakhir. Rata-rata belasan hingga puluhan parsel terjual setiap hari, dengan pesanan datang yang mayoritas masih domestik dari wilayah Kudus.

    “Orderan yang banyak ini semoga menjadi awal yang baik bagi UMKM Kudus juga semoga berkah dan semakin ramai,” ujarnya.

    Ke depan, Rubiyanti berharap penjualan parsel lebaran semakin meningkat dan semakin banyak masyarakat yang mengenal serta memilih produk UMKM Kudus sebagai bagian dari tradisi berbagi di momen lebaran.

    “Untuk Lebaran tahun ini, kami menargetkan ada sekitar 500 sampai 700 parsl terjual, karena kami para pelaku UMKM juga mendapatkan pesanan sendiri di rumah, jadi harus pintar-pintar membagi tenaga,” katanya.

    Rubiyanti juga mengharapkan Goodang Snack bisa menjadi wadah sekaligus batu loncatan bagi produk-proudk UMKM lokal Kudus agar bisa menyasar hingga pasar nasional, bahkan pasar internasional.

    “Kami juga mendapat sambutan baik dari pasar modern seperti mini market, jadi ada beberapa produk di Goodang Snack ini yang akan menghiasi etalase pasar modern,” tukasnya. (Lingkar Network | Nisa hafizhotus. S – Lingkarkudus.com)