Kudus Festival 2023 Jadi Ruang Perluas Pemasaran Ekonomi Kreatif Lokal

KUDUS, Lingkarjateng.idEvent Kudus Festival 2023 diadakan selama dua hari pada 9 dan 10 Desember 2023 di Balai Jagong, Kudus diharapkan bisa memperluas pemasaran produk ekonomi kreatif lokal. Sebab ada sekitar 40 pelaku ekonomi kreatif yang memamerkan produknya pada event tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Mutrikah, menyampaikan kegiatan Kudus Festival 2023 ini menampilkan produk-produk ekonomi kreatif (ekraf) khas Kudus mulai dari sektor kuliner, fashion, kriya, dan seni pertunjukan. 

“Festival menjadi ajang pengenalan produk kreatif Kudus lebih luas lagi dan meningkatkan daya tarik wisata sehingga dapat menarik wisatawan lebih banyak lagi,” ucapnya.

Mutrikah mengatakan, Disbudpar Kudus saat ini memang sedang konsentrasi untuk mengembangkan produk-produk ekonomi kreatif. Bahkan pihaknya telah mendata produk ekonomi kreatif yang ada di Kabupaten Kudus.

“Ada empat sub sektor yang kami data untuk dinilai Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), yaitu sektor kuliner, kriya, fashion, dan seni pertunjukan,” ujarnya.

Kegiatan Kudus Festival 2023 ini adalah bagian dari fasilitasi pemasaran produk-produk ekonomi kreatif. Targetnya supaya produk ekonomi kreatif di Kabupaten Kudus semakin dikenal luas.

“Mereka (pelaku ekonomi kreatif) sudah menciptakan produk yang kreatif dan inovatif. Jadi dari pemerintah daerah membantu memfasilitasi dengan mempromosikan,” jelasnya.

Selain itu, kata dia, melalui kegiatan ini diharapkan bisa membantu memperluas jaringan para pelaku ekonomi kreatif. Contohnya bisa menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan produk ekonomi kreatif di Kabupaten Kudus.

“Kita membantu memfasilitasi semua pelaku ekonomi kreatif yang semuanya sebelumnya tidak dikenal menjadi lebih dikenal,” tuturnya.

Kegiatan ini, lanjut Mutrikah, diharapkan bisa diadakan secara rutin dan berkelanjutan. Terutama untuk mendukung pelestarian budaya melalui produk-produk ekonomi kreatif.

“Insya Allah harapan kami ingin acara ini diadakan berkelanjutan, tapi nanti jika memang ada anggarannya. Mudah-mudahan nanti ada,” imbuhnya.

Sementara itu, Noor Sadi salah satu pelaku ekonomi kreatif dan owner Dapoer Ana’s mengaku senang dengan adanya Kudus Festival 2023 ini.

Noor mengatakan, tujuan utama mengikuti festival tersebut adalah untuk perluasan pemasaran dan membangun relasi baru. Supaya lebih banyak lagi masyarakat yang mengenal dan merasakan produk-produk yang dibuatnya. 

Support pemerintah daerah luar biasa, produk saya semakin banyak dikenal, banyak pesanan datang dari dinas dan instansi. Targetnya adalah perluasan pasar. Saya juga buat aneka cemilan seperti seblak makaroni, emping jagung, dan beberapa jenis camilan lainnya,” bebernya. 

Dalam acara Kudus Festival 2023 tersebut, Noor Sadi mengikutsertakan beberapa produknya seperti Prol Tape dan Kue Sarang Semut.

Meski dua jajanan tersebut berasal dari Jawa Timur dan Papua, namun varian dari buah Parijoto khas Kudus untuk mengangkat brand Kota Kretek.

Buah khas Pegunungan Muria tersebut ditambahkan dalam pengolahan Prol Tape, sehingga dinamakan Prol Tape Parijoto.

“Saya terjun ke dunia usaha kuliner kurang lebih baru satu tahunan. Alhamdulillah sedikit-sedikit dengan mengangkat produk prol tape dan kue sarang semut mulai dikenal masyarakat. Saya inovasi mengolah prol tape dengan buah parijoto,” terangnya. 

Usaha yang dibangun Noor Sadi kini sudah memiliki omzet Rp1,7 juta hingga Rp3 jutaan per hari dibantu tiga orang karyawan. Dari sebelumnya bekerja sama dengan dua lapak jajanan, kini sudah puluhan lapak yang menjadi mitranya.

Pihaknya sangat mengapresiasi peran serta pemerintah daerah melalui Disbudpar Kudus yang memberikan fasilitasi bagi pelaku UMKM dan ekonomi kreatif agar lebih cepat berkembang melalui festival.

“Harapan saya omzet penjualan selama festival berlangsung minimal mencapai Rp1 juta per hari, di luar omzet harian yang sudah berjalan,” ujarnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Koran Lingkar)