Waspada Penyakit yang Menyerang di Musim Kemarau, Apa Saja? Ini Kata DKK Kudus

KUDUS, Lingkarjateng.id Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) mulai banyak muncul di sejumlah kabupaten sekitar Kudus, saat musim kemarau panjang seperti sekarang ini. Contoh penyakit yang mulai muncul di antaranya seperti pertusis atau batuk rejan (batuk seratus hari), difteri, cacar air, diare, hingga rabies.

Saat ini, di Kabupaten Kudus paling banyak penyakit yang muncul yaitu cacar air dan diare yang mayoritas menyerang anak-anak. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus saat ini tengah fokus mencegah munculnya PD3I.

Hal ini disampaikan oleh Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi DKK Kudu, Aniq Fuad saat ditemui di Kudus, pada Kamis, 19 Oktober 2023.

“Kami mulai melakukan pengamatan terhadap penyakit, khususnya PD3I dan penyakit lain yang berpotensi mewabah. Kami melakukan kewaspadaan dini karena di daerah kabupaten tetangga sudah mulai bermunculan kasusnya,” kata Aniq.

Menurut Aniq, munculnya kasus-kasus penyakit ini juga disebabkan karena kurangnya imunisasi lengkap pada saat Covid-19 lalu.

“Pada saat Covid-19 kemarin itu, banyak imunisasi yang tidak lengkap. Jadi penyakit-penyakit tersebut perlu diwaspadai,” sebutnya.

DKK Kudus pun memberikan edukasi kepada tenaga di puskesmas maupun rumah sakit terkait kewaspadaan terhadap PD3I. Hal ini, kata dia, supaya tidak ada keterlambatan penemuan kasusnya.

“Penyakit itu kita amati, teman-teman di rumah sakit dan puskesmas kita informasikan agar bisa melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut jika menemukan kasusnya. Contohnya, itu penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) seringkali terlambat diketahui,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, di Kabupaten Kudus banyak pelajar SD yang terkena cacar air.

“Dengan adanya cuaca panas ini, laporan yang masuk mulai banyak anak SD yang terkena cacar air. Apalagi banyak debu dan kondisi air bersih kurang,” ujarnya.

Oleh sebab itu, DKK Kudus menggencarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat, agar tidak ada kasus bayi meninggal karena diare.

“Jadi saat ini kita mulai gencarkan PHBS ke masyarakat. Terutama jangan sampai diare terjadi pada bayi dan menyebabkan kematian,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)