KUDUS, Lingkarjateng.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus mewisuda 975 mahasiswa sarjana dan pascasarjana di GOR IAIN Kudus pada Sabtu, 25 Februari 2023.
Dari seluruh wisudawan, terdapat 28 wisudawan terbaik dari masing-masing program studi (prodi) dan ada 32 wisudawan berprestasi tahfidz Al-Qur’an. Sementara, wisudawan terbaik program sarjana diraih oleh Farida Fatmawati dari Program Studi Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dengan IPK 3,96. Sedangkan wisudawan terbaik program pascasarjana diraih oleh Muhammad Muslim dari prodi Manajemen Pendidikan Islam dengan IPK 3,96.
Dalam kesempatan itu, Rektor IAIN Kudus, Abdurrohman Kasdi, menyampaikan bahwa wisuda menjadi bagian awal untuk membuktikan diri bahwa alumni IAIN Kudus bisa bermasyarakat dan bisa diandalkan di masyarakat.
“Saudara menjadi duta untuk membuktikan dan menyebarkan nilai-nilai yang diperoleh baik di bangku perkuliahan, PPL, KKN, maupun PKL. Hal ini menjadi bekal saat terjun di masyarakat,” ujarnya.
Ia juga berharap para alumni dapat menjadi penebar moderasi beragama yang menyebarkan nilai-nilai rahmatan lil alamin kepada seluruh masyarakat dan menjadi individu yang lebih baik lagi ke depannya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, mahasiswa baru IAIN Kudus pada tahun 2022 jumlahnya mencapai 2.545 dari 11.061 pendaftar. Sementara, jumlah mahasiswa IAIN Kudus saat ini mencapai 15.452 mahasiswa yang tersebar di 5 Fakultas dan Pascasarjana. Didukung dengan 314 dosen dari berbagai disiplin ilmu berdasarkan kepangkatan akademik IAIN Kudus, yang terdiri dari 5 guru besar, 48 lektor kepala, dan 108 lektor.
Sementara itu, Direktur Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama, Ahmad Zainul Hamdi, menyampaikan bahwa setiap orang memiliki jam kehidupannya masing-masing. Menurutnya, yang dibutuhkan untuk setiap orang saat ini bukan semata-mata hard skill saja.
“Saat ini orang bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan formalnya itu hanya 40 persen. Berarti hanya sekitar 40 persen hard skill itu mendukung bagi karir kita di masa depan. Apa yang paling penting adalah kemampuan kita untuk beradaptasi dengan setiap tantangan,” jelasnya.
Untuk menjawab segala tantangan saat ini, menurutnya IAIN Kudus memiliki segala-galanya. IAIN Kudus telah memiliki para hafiz dan hafizah yang berasal dari berbagai prodi, juga memiliki para intelektual dan pembaca buku.
“Kita tidak hanya memiliki penghafal. Kita memiliki para intelektual pembaca buku, 944 yang sedang kita wisuda itu adalah intelektual muslim yang kita miliki. Mereka memiliki ilmu keislaman yang mumpuni. Saat ini di pundak para wisudawan wisudawati kita berharap agar keislaman dan keindonesiaan berjalan seiring, agar pesan-pesan keislaman yang disebarkan adalah pesan keislaman rahmatan lil alamin,” pungkasnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)