Pesantren Ramadhan, Warga Binaan Lapas Kudus Diajari Ngaji dan Baca Al-Quran

KUDUS, Lingkarjateng.id – Bulan Ramadhan menjadi momen bagi sebagian masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Seperti di Lapas Kelas II B Kudus yang menyelenggarakan kegiatan pesantren Ramadhan bagi warga binaan dan narapidana.

“Hampir 95 persen beragama Islam, sehingga kita dorong pembinaan ke bab kepribadiannya. Kita lebih tingkatkan lagi. Sehingga kita tidak mengenal lagi pesantren kilat, tetapi pesantren yang sesungguhnya dan selama-lamanya selama ada lapas,” jelas Kasubsi Pelayanan dan Tahanan Lapas Kelas IIB Kudus, Abdul Azis Sinung Wibowo, pada Jumat, 24 Maret 2023.

Ia menyampaikan bahwa kegiatan pesantren ramadhan telah diadakan sejak awal bulan Ramadhan 1444 Hijriah dan akan berlangsung hingga sebulan penuh. 

“Harapannya di bulan Ramadhan ini lebih meningkatkan ibadah untuk meningkatkan iman dan takwa mereka. Kemudian dapat dilanjut di bulan selanjutnya atau saat mereka keluar,” imbuhnya. 

Dalam kegiatan ini, Lapas Kudus juga memfasilitasi bagi warga binaan maupun narapidana yang belum dapat mengaji. Pelatihan dilakukan oleh petugas dan warga binaan yang bisa baca tulis Al-Qur’an dan mengaji. 

“Melalui pesantren ramadhan, serangkaian kegiatan keagamaan digelar seperti halnya pesantren pada umumnya, para napi diajak melakukan kegiatan keagamaan secara rutin seperti tadarus, salat jamaah lima waktu, tarawih hingga tausiah,” terangnya.

Salah satu warga binaan, Raharjo Masudi, mengungkapkan ada beragam kegiatan yang dapat mendekatkan kepada Tuhan selama Ramadhan. Seperti tadarus Al-Qur’an hingga salat tarawih berjamaah.

“Setiap hari jika ada yang belum bisa salat, belum bisa ngaji, pasti diajari. Yang sudah bisa langsung diminta untuk ikut tadarus atau ikut membantu mengajari warga binaan lain yang belum bisa ngaji,” ucapnya

Masudi menjelaskan, untuk jadwal tadarus Al-Qur’an berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Sedangkan saat malam hari, tadarus dilakukan setelah salat tarawih. 

Aktivitas keagamaan di Lapas Kudus tidak berhenti pada kegiatan tadarus saja. Ia mengaku sering mengikuti siraman rohani setiap hari Rabu yang diisi oleh ustad dari Kemenag. 

“Sangat membantu kami untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semua memang harus diawali dari ibadah terlebih dahulu untuk memperbaiki diri,” tandasnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)