Gus Yasin Resmikan Galeri Kaligrafi Indonesia Al-Quds di Museum Gusjigang Kudus

KUDUS, Lingkarjateng.id – Bertepatan dengan momentum peringatan Hari Santri Nasional 2022, Museum Jenang Gusjigang Kudus melakukan launching venue baru untuk mewadahi karya-karya kaligrafi para seniman Kudus.

Ruang baru yang diberi nama “Galeri Kaligrafi Indonesia Al-Quds Maha Karya Putra Kudus” itu diresmikan secara langsung oleh Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin Maimoen pada Sabtu, 22 Oktober 2022.

Galeri Kaligrafi Al-Quds akan menjadi ruang baru yang berfungsi sebagai wisata edukasi dan pameran karya seniman-seniman kaligrafi asli Kudus yang sudah mendunia. Total, terdapat 45 instalasi dengan berbagai bentuk baik dua dimensi maupun tiga dimensi yang menakjubkan.

Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen mengatakan bahwa saat ini sudah jarang ada wisata edukasi yang bisa melibatkan generasi muda untuk melihat kebudayaan dan kearifan lokalnya. Galeri Kaligrafi Al-Quds ini, dinilai Taj Yasin sangat menarik karena dapat merangkul para seniman lokal dalam mengembangkan kebudayaan lokal di Kudus.

“Di Gusjigang ini berbeda, semua diajak berbicara terkait kehidupan budaya di Kudus dan akan dikembangkan lagi. Ini pasti menunjukan pengelolaan yang sangat baik sehingga menggugah rasa penasaran wisatawan,” ujarnya saat mengunjungi ruang Galeri Kaligrafi Al-Quds pada Sabtu, 22 Oktober 2022.

Ia pun mendukung pelestarian nilai-nilai Gusjigang yang diterapkan oleh Mubarokfood. Selain itu, Wagub Taj Yasin juga mengapresiasi keterlibatan para seniman lokal Kudus yang diberikan kesempatan untuk membuktikan bahwa Kudus mempunyai potensi besar dalam hal kaligrafi.

“Sekarang dikembangkan lagi, merangkul para seniman yang ada di Kabupaten Kudus, yakni membuat kaligrafi. Apalagi di depan ini ada asmaul husna yang mengingatkan kita dalam menjalani hidup di tengah-tengah masyarakat. Harapan saya, galeri ini bisa terus dikembangkan,” terang Gus Yasin sapaan akrab Taj Yasin.

Sementara itu, Direktur Utama Mubarokfood Muhammad Hilmy mengungkapkan, konsep pendirian galeri kaligrafi ini sebagai bentuk rasa syukur atas perkembangan dan eksistensi Museum Jenang selama satu abad.

“Museum ini didirikan oleh pendiri generasi pertama pada tahun 1910 dan saat ini sudah generasi ketiga. Perjalanan panjang ini patut kami syukuri dengan mendirikan museum jenang dan menambahkan venue serta spot baru,” jelasnya.

Terkait dengan konsep strategi marketing yang dilibatkan, ia tetap mengusung kearifan lokal dan nilai-nilai Gusjigang sebagai titik sentralnya. Namun dengan kolaborasi dan variasi kekinian seperti seni kontemporer yang menarik.

“Oleh karena itu, kami berikan tagline Mahakarya Mendunia, karena kaligrafi ini benar-benar kelas dunia. Ini adalah hasil kolaborasi seniman Kudus dg seniman ISI Yogyakarta,” imbuhnya. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Koran Lingkar)