KUDUS, Lingkarkudus.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kudus dalam beberapa hari terakhir menyebabkan Sungai Piji, Dawe, dan Pendo meluap. Akibatnya, banjir merendam tiga desa di Kecamatan Mejobo, yakni Desa Kesambi, Desa Golantepus, dan Desa Mejobo. Ribuan rumah terdampak, namun sebagian besar warga masih bertahan di rumah masing-masing.
Camat Mejobo, Moch. Zaenuri, mengungkapkan bahwa ketinggian banjir di wilayahnya bervariasi antara 20 hingga 60 sentimeter. Menurutnya, Desa Kesambi menjadi wilayah terdampak terbesar, dengan 749 rumah dan 2.215 jiwa yang terdampak.
Sementara itu, di Desa Golantepus tercatat sekitar 700 kepala keluarga (KK) atau 2.100 jiwa, dan di Desa Mejobo, sebanyak 350 KK atau 1.100 jiwa terdampak.
“Hari ini ada tiga desa yang terdampak, yaitu Kesambi, Golantepus, dan Mejobo. Banjir ini terjadi karena curah hujan tinggi yang menyebabkan luapan dari Sungai Piji, Dawe, dan Pendo. Meski begitu, sebagian besar warga masih bertahan di rumah masing-masing,” ujar Zaenuri di Kudus pada Kamis, 30 Januari 2025.
Salah satu warga Desa Mejobo, Kholis, mengatakan bahwa banjir mulai masuk ke rumahnya sejak dini hari. Hingga pagi, ketinggian air sudah mencapai 50 sentimeter. Namun, ia masih memilih bertahan sembari terus memantau situasi.
“Banjir ini mulai masuk rumah sekitar pukul 02.00 atau 03.00 pagi. Sepertinya karena curah hujan yang tidak berhenti-henti. Kalau sekarang airnya sekitar 50 sentimeter. Ada beberapa rumah yang terendam, tapi tidak terlalu parah. Kalau nanti semakin tinggi, baru kami mengungsi,” ungkap Kholis.
Meskipun banjir terus meluas, aktivitas warga masih berjalan. Beberapa warga tetap beraktivitas seperti biasa, meski harus menerjang genangan air.
Sementara itu, Forkopimcam bersama pemerintah desa telah menyiapkan posko siaga di masing-masing desa sebagai langkah antisipasi jika kondisi memburuk.
Di sisi lain, Kepala Desa Kesambi, Muhammad Masri, menyampaikan air mulai meluap dari tanggul desa tersebut pada Rabu, 29 Januari 2025, sekira pukul 18.45 WIB. Limpasan air tersebut kemudian menjebol penahan air di Jembatan 9 Desa Kesambi yang mengakibatkan banjir menggenang ke rumah-rumah warga.
“Untuk penanganan sementara ini air dari pemukiman kita pompanisasi dulu supaya bisa segera surut,” ujarnya.
Selanjutnya, pihaknya akan melakukan peninggian tanggul supaya air dari sungai tidak melimpas ke pemukiman warga. Peninggian tanggul ini akan dilakukan Pemdes Kesambi bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kudus.
“BBWS rencananya akan mengirimkan tanah dan sak karung untuk peninggian tanggul. BPBD dan Dinas PUPR rencananya mau kirim juga,” katanya.
Dia menambahkan, untuk titik yang paling parah dan perlu segera ditinggikan yakni di Jembatan 9 dan RW 4.
“Kalau hari ini tanah dan karung sak jadi datang akan langsung kami eksekusi hari ini bersama warga. Tapi karena curah hujan yang masih tinggi, jadi mungkin pengambilan tanah di penambangan juga masih terbengkalai, jadi kita masih menunggu,” ungkapnya. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman/Nisa Hafizhotus S. – Lingkarkudus.com)